Selasa, 05 Maret 2019

Smart Bed: Rahasia Tidur Berkualitas


A.    Pendahuluan
Tidur adalah bagian penting dari rutinitas harian kita. Tidur termasuk proses yang kompleks dan dinamis, karena mempengaruhi hampir setiap jaringan dan sistem dalam tubuh – mulai dari otak, jantung, dan paru-paru hingga metabolisme, sistem imun, suasana hati, dan resistensi penyakit. Tanpa tidur, kita tidak dapat membentuk atau mempertahankan jalur di otak yang memungkinkan untuk belajar, mengingat hal baru, berkonsentrasi, dan merespons dengan cepat[1].
Orang dewasa dianjurkan tidur selama 7 hingga 9 jam setiap malam. Untuk orang dewasa berusia antara 18 dan 25 tahun, beberapa di antaranya hanya membutuhkan 6 jam tidur per malam, sedangkan yang lain membutuhkan 10 atau bahkan 11 jam tidur per malam. Hal ini disebabkan oleh fungsi fisiologis masing-masing individu berbeda, sehingga kita perlu mengetahui apakah kita akan merasa segar setelah tidur selama 8 jam atau lebih/kurang satu hingga dua jam[2].
Berbeda halnya dengan kuantitas tidur, kualitas tidur mengacu pada seberapa baik seseorang tertidur. Kualitas tidur sama pentingnya dengan makanan dan air. Untuk orang dewasa, kualitas tidur yang baik berarti waktu untuk tertidur biasanya dalam 30 menit atau kurang, tidur nyenyak sepanjang malam dengan satu kali bangun, dan tertidur kembali setelah 20 menit. Sebaliknya, kualitas tidur yang buruk membuat kita menatap langit-langit atau menghitung domba. Hal ini dapat ditandai dengan sulit tidur, gelisah, dan bangun lebih awal[2]. Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, di antaranya hipertensi, diabetes, dan dislipidemia[3].
B.    Smart Bed
Jutaan orang telah menggunakan aplikasi smart phone, monitor di sisi tempat tidur, dan barang-barang lainnya (termasuk gelang, smart watch, dan ikat kepala) untuk mengumpulkan dan menganalisis data tentang kualitas tidur secara informal. Teknologi pintar dapat merekam suara, pergerakan, jam tidur, dan detak jantung. Data kemudian disinkronkan ke smart phone atau PC. Aplikasi dan perangkat lainnya dapat menghasilkan cahaya yang merangsang produksi melatonin dan getaran lembut untuk membantu proses tidur dan bangun[1]. Berdasarkan hal ini, maka Smart Bed muncul sebagai inovasi terbaru yang menggabungkan beberapa teknologi pintar yang telah ada ke dalam suatu sistem terpadu sekaligus memberi kenyamanan ketika tidur.
Smart Bed adalah suatu inovasi tempat tidur yang memungkinkan penggunanya dapat memiliki kualitas tidur yang baik. Tidak hanya kasurnya yang nyaman, tetapi tempat tidur ini juga dapat memonitor detak jantung dan pergerakan saat tidur. Sistem dalam tempat tidur terintegrasi dengan aplikasi di smart phone yang dapat mengatur rentang waktu tidur. Ketika pengguna menyetel waktu tidur, misalkan selama 8 jam, maka aplikasi akan mengirim data ke dalam sistem tempat tidur untuk mengaktifkan alarm.
Sistem kerja alarm Smart Bed berbasis bau dan getaran. Alarm akan mengeluarkan bau yang variannya dapat dipilih oleh pengguna dan keluar dari tiap sisi tempat tidur. Lima menit setelah bau muncul (jika pengguna belum mematikan alarm), tempat tidur akan bergetar. Intensitas getaran dapat diatur, mulai dari mode sekali getaran atau getaran meningkat perlahan.
Pengguna dapat mengecek kualitas tidurnya di aplikasi. Kualitas tidur dapat dilihat dari dua parameter, yaitu non-rapid  eye movement (NREM)  dan rapid  eye movement (REM). NREM terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah ketika detak jantung mulai melambat dan otot-otot menjadi rileks dengan beberapa kedutan selama beberapa menit. Tahap kedua adalah ketika otot-otot menjadi lebih relaks. Tahap ini adalah tahap di mana siklus tidur lebih banyak diulang. Adapun tahap ketiga adalah ketika detak jantung melambat pada titik terendahnya dan otot-otot sulit untuk membangunkan tubuh. Tahap ini terjadi dalam periode yang lebih lama. Berikutnya, tahap REM terjadi sekitar 90 menit setelah tertidur. Detak jantung meningkat ke tingkat yang hampir terjaga. Otot lengan dan kaki menjadi lumpuh sementara untuk mencegah pergerakan[1].
Parameter-parameter tersebut dikalkulasi berdasarkan detak jantung dan pergerakan saat tidur. Kemudian, waktu tidur dibandingkan dengan persentase parameter untuk memberikan gambaran mengenai seberapa baik kualitas tidur pengguna. Setelah pengguna terbangun, maka pengguna dapat mematikan alarm untuk menjaga efisiensi sistem Smart Bed.

Referensi:
[1]     National Institute of Neurological Disorders and Stroke,
[2]     National Sleep Foundation, How is Sleep Quantity Different than Sleep Quality? https://www.sleep.org/articles/sleep-quantity-different-sleep-quality/.
[3]      Y. Sun Bin, Is Sleep Quality More Important than Sleep Duration for Public Health? Sleep 2016; 39:1629–1630.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar