Minggu, 04 Februari 2018

Peneliti untuk Negeri

  Indonesia adalah nama suatu negara yang terletak di Asia Tenggara. Negara ini berada di antara Benua Asia dan Benua Australia serta diapit oleh Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.508 pulau. Letak Indonesia yang berada di persilangan benua dan samudera yang sangat strategis menyebabkan banyak orang-orang dari penjuru dunia mengunjungi negara yang menempati peringkat ke-empat penduduk terbanyak di dunia1
     Selain posisi yang sangat strategis, Indonesia banyak dikunjungi karena keindahan alam dan budayanya. Tiap-tiap daerah yang ada di Indonesia memiliki ciri khas alam dan budaya tersendiri. Tidaklah mengherankan apabila orang-orang yang pernah mengunjungi Indonesia kembali lagi karena begitu banyaknya keindahan alam dan budaya yang belum sempat tereksplorasi oleh mata yang haus akan keindahan.
     Begitu banyak karunia yang dilimpahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada negeri kita yang tercinta ini. Sayang, tidak semua karunia yang diberikan itu disyukuri dan dimanfaatkan sebaik mungkin. Walaupun memiliki sumber daya alam yang melimpah, Indonesia kekurangan sumber daya manusia yang mampu mengolah sehingga banyak sumber daya alam yang terbiarkan begitu saja menunggu eksploitasi dari pihak asing yang ingin meraup untung di tanah surga ini.
   Kekurangan sumber daya manusia bukan dari segi kuantitas, melainkan dari segi kualitas. Kekurangan ini disebabkan oleh kecenderungan warga negara Indonesia hijrah ke luar negeri untuk berkarier dan akhirnya menetap di sana dikarenakan kesejahteraan hidup lebih terjamin dibandingkan berkarier di negeri sendiri. Sebagai contoh, gaji seorang guru SMA di luar negeri sebanding dengan gaji seorang dosen di negara ini, bahkan ada yang lebih. Selain itu, faktor sarana dan prasarana yang kurang menjadi hambatan untuk mencapai kualitas SDM yang baik.
     Akibat yang ditimbulkan dari fenomena di atas adalah Indonesia kewalahan untuk mengolah sumber daya alamnya sendiri yang begitu melimpah ruah sehingga mau tidak mau harus “minta tolong” kepada pihak asing. Indonesia “kehilangan” orang-orang pintarnya, termasuk di antaranya adalah para peneliti. Berdasarkan data LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), jumlah peneliti yang terdaftar di Indonesia saat ini hanya 8.000 orang dan yang masih berada di perguruan tinggi sekitar 16.000 orang. Jika dijumlah, total peneliti Indonesia hanya 24.000 orang atau 100 peneliti per satu juta penduduk. Jumlah itu sangat sedikit apabila dibandingkan dengan negara maju yang rata-rata memiliki 1.000 peneliti per sejuta penduduk. Bahkan, di Belarus saja, suatu negara kecil di Eropa, memiliki 3.600 peneliti per sejuta penduduk. Seharusnya, Indonesia memiliki 200.000 peneliti per sejuta penduduk jika dihitung dari data tersebut2. Jumlah yang wajar mengingat Indonesia adalah negara yang memiliki banyak penduduk. Bisa dibayangkan jika kuota tersebut terpenuhi, Indonesia akan menjadi salah satu negara yang maju.
   Walaupun ada yang “melupakan”, ada pula yang “mengingat”. Para WNI yang menuntut ilmu di luar negeri dan berhasil menjadi orang yang sukses kembali ke tanah air untuk mengabdikan diri. Mereka mengaplikasikan ilmu yang didapatnya tanpa tergiur dengan gaji besar yang ditawarkan pihak luar untuk bekerja di sana.
   Dengan kembalinya orang-orang tersebut ke tanah air, sedikit demi sedikit Indonesia meniti langkah untuk menjadi negara yang maju. Hal tersebut merupakan salah satu kontribusi yang dapat diberikan untuk bangsa. Selain itu, dengan berprestasi di kancah seni, olahraga, akademik, maupun bidang-bidang yang lain juga termasuk kontribusi-kontribusi yang mengharumkan nama negeri ini. Masih ada kontribusi-kontribusi lain yang dapat diberikan selain yang telah disebutkan.
    Sebagai mahasiswa yang belum berbuat apa-apa bagi negeri ini, kita dapat memberikan kontribusi yang sederhana dengan membudayakan belajar, baca, dan tulis. Dengan membudayakan belajar, baca, dan tulis, akan banyak penduduk Indonesia yang tertarik ingin menjadi peneliti. Selain itu, akan lahir pula ide-ide cemerlang yang dapat diaplikasikan untuk kemaslahatan bangsa ke depannya. Aspek kognitif, dalam hal ini baca dan tulis, juga perlu dipadu padankan dengan aspek afektif dan psikomotorik agar dapat sukses3. Sukses dalam hal ini adalah dapat memberikan kontribusi yang nyata untuk bangsa. Dan dengan demikian, Indonesia dapat mewujudkan mimpinya untuk menjadi negara yang maju, salah satunya melalui tangan para peneliti.

Daftar Pustaka :

1.  Wikipedia. 2013. Indonesia. http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia. Diakses pada tanggal 16 September 2013, pukul 20.20 WITA.
2.  Chandrataruna, Muhammad, dan Tommy Adi Wibowo. 2013. LIPI Bidik 250 Peneliti Baru di Indonesia. http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/439300-lipi-bidik-250-peneliti baru-di-indonesia. Diakses pada tanggal 16 September 2013, pukul 20.14 WITA.
3.  Ahmad Zain. 2011. Kesuksesan. http://www.ahmadzain.com/read/penulis/131/kesuksesan/. Diakses pada tanggal 18 September 2013, pukul 18:40 WITA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar