A. Pendahuluan
Tidur adalah bagian penting
dari rutinitas harian kita. Tidur termasuk proses yang kompleks dan dinamis,
karena mempengaruhi hampir setiap jaringan dan sistem dalam tubuh – mulai dari
otak, jantung, dan paru-paru hingga metabolisme, sistem imun, suasana hati, dan
resistensi penyakit. Tanpa tidur, kita tidak dapat membentuk atau
mempertahankan jalur di otak yang memungkinkan untuk belajar, mengingat hal
baru, berkonsentrasi, dan merespons dengan cepat[1].
Orang dewasa dianjurkan tidur
selama 7 hingga 9 jam setiap malam. Untuk orang dewasa berusia antara 18 dan 25
tahun, beberapa di antaranya hanya membutuhkan 6 jam tidur per malam, sedangkan
yang lain membutuhkan 10 atau bahkan 11 jam tidur per malam. Hal ini disebabkan
oleh fungsi fisiologis masing-masing individu berbeda, sehingga kita perlu
mengetahui apakah kita akan merasa segar setelah tidur selama 8 jam atau
lebih/kurang satu hingga dua jam[2].
Berbeda halnya dengan kuantitas tidur, kualitas tidur
mengacu pada seberapa baik seseorang tertidur. Kualitas tidur sama pentingnya
dengan makanan dan air. Untuk orang dewasa, kualitas tidur yang baik berarti
waktu untuk tertidur biasanya dalam 30 menit atau kurang, tidur nyenyak
sepanjang malam dengan satu kali bangun, dan tertidur kembali setelah 20 menit.
Sebaliknya, kualitas tidur yang buruk membuat kita menatap langit-langit atau
menghitung domba. Hal ini dapat ditandai dengan sulit tidur, gelisah, dan
bangun lebih awal[2]. Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit, di antaranya hipertensi, diabetes, dan dislipidemia[3].
B. Smart Bed
Jutaan orang telah
menggunakan aplikasi smart phone, monitor di sisi tempat tidur, dan barang-barang
lainnya (termasuk gelang, smart watch, dan ikat kepala) untuk
mengumpulkan dan menganalisis data tentang kualitas tidur secara informal.
Teknologi pintar dapat merekam suara, pergerakan, jam tidur, dan detak jantung.
Data kemudian disinkronkan ke smart phone atau PC. Aplikasi dan
perangkat lainnya dapat menghasilkan cahaya yang merangsang produksi melatonin
dan getaran lembut untuk membantu proses tidur dan bangun[1].
Berdasarkan hal ini, maka Smart Bed muncul sebagai inovasi terbaru yang
menggabungkan beberapa teknologi pintar yang telah ada ke dalam suatu sistem
terpadu sekaligus memberi kenyamanan ketika tidur.
Smart Bed adalah suatu inovasi tempat tidur yang memungkinkan
penggunanya dapat memiliki kualitas tidur yang baik. Tidak hanya kasurnya yang
nyaman, tetapi tempat tidur ini juga dapat memonitor detak jantung dan
pergerakan saat tidur. Sistem dalam tempat tidur terintegrasi dengan aplikasi
di smart phone yang dapat mengatur rentang waktu tidur. Ketika pengguna
menyetel waktu tidur, misalkan selama 8 jam, maka aplikasi akan mengirim data
ke dalam sistem tempat tidur untuk mengaktifkan alarm.
Sistem kerja alarm Smart
Bed berbasis bau dan getaran. Alarm akan mengeluarkan bau yang variannya
dapat dipilih oleh pengguna dan keluar dari tiap sisi tempat tidur. Lima menit
setelah bau muncul (jika pengguna belum mematikan alarm), tempat tidur akan
bergetar. Intensitas getaran dapat diatur, mulai dari mode sekali getaran atau
getaran meningkat perlahan.
Pengguna dapat mengecek
kualitas tidurnya di aplikasi. Kualitas tidur dapat dilihat dari dua parameter,
yaitu non-rapid eye movement (NREM) dan rapid eye
movement (REM). NREM terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah ketika
detak jantung mulai melambat dan otot-otot menjadi rileks dengan beberapa kedutan
selama beberapa menit. Tahap kedua adalah ketika otot-otot menjadi lebih
relaks. Tahap ini adalah tahap di mana siklus tidur lebih banyak diulang.
Adapun tahap ketiga adalah ketika detak jantung melambat pada titik terendahnya
dan otot-otot sulit untuk membangunkan tubuh. Tahap ini terjadi dalam periode
yang lebih lama. Berikutnya, tahap REM terjadi sekitar 90 menit setelah
tertidur. Detak jantung meningkat ke tingkat yang hampir terjaga. Otot lengan
dan kaki menjadi lumpuh sementara untuk mencegah pergerakan[1].
Parameter-parameter tersebut
dikalkulasi berdasarkan detak jantung dan pergerakan saat tidur. Kemudian,
waktu tidur dibandingkan dengan persentase parameter untuk memberikan gambaran
mengenai seberapa baik kualitas tidur pengguna. Setelah pengguna terbangun,
maka pengguna dapat mematikan alarm untuk menjaga efisiensi sistem Smart Bed.
Referensi:
[1] National Institute of Neurological Disorders and Stroke,
Brain Basics: Understanding Sleep. https://www.ninds.nih.gov/Disorders/patient-caregiver-education/understanding-sleep.
[2] National Sleep Foundation, How is
Sleep Quantity Different than Sleep Quality? https://www.sleep.org/articles/sleep-quantity-different-sleep-quality/.
[3] Y. Sun Bin, Is Sleep Quality More Important than Sleep
Duration for Public Health? Sleep 2016; 39:1629–1630.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar