Di era milenium ketiga saat ini, program
Keluarga Berencana (KB) makin gencar disosialisasikan oleh pemerintah. Apa itu
program KB? Menurut situs Wikipedia,
Keluarga Berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Eits, kelahiran kok dibatasi? Apakah kalau memiliki banyak anak akan mengundang banyak masalah?
Mari kita bahas dari dua perspektif yang berbeda.
Untuk golongan yang pro, program KB dianggap
sangat membantu. Program yang berlandaskan pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1992
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera ini memiliki
banyak manfaat, di antaranya ditinjau dari segi kesehatan ibu dan ekonomi
keluarga. Si ibu akan terlindungi dari kanker
uterus dan ovarium dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi serta menurunkan angka
kematian maternal dengan adanya perencanaan kehamilan yang aman, sehat, dan
diinginkan. Selain itu, Program KB juga membantu perencanaan kehidupan
berkeluarga yang baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas yang
memiliki generasi handal untuk melanjutkan pembangunan.
Iklan-iklan KB memiliki jargon andalan, yaitu
“Dua Anak Cukup”. Logo KB pun menggambarkan hal yang sama. Bagi pasangan yang memang
merencanakan ingin memiliki dua anak, haruslah disertai dengan niat yang baik, seperti
mengatur jarak di antara dua
kelahiran dan menjaga keselamatan jiwa, kesehatan, maupun pendidikan anak-anak.
Jangan karena takut miskin, takut pekerjaan terganggu, atau takut tidak bisa
mendidik anak-anak maka program KB dijadikan jalan keluar. Anak termasuk rezeki
juga, kan?
Karena
anak termasuk rezeki, maka ada istilah “banyak anak, banyak rezeki”. Istilah inilah
yang menjadi jargon bagi golongan yang kontra dengan program KB. Mereka
menganggap program KB yang bertujuan membatasi kelahiran sama saja dengan
membatasi rezeki. Golongan yang kontra ini merujuk dari segi agama.
Menurut Q.S. Al-Isra' ayat 31, Allah SWT. mengharamkan membunuh anak-anak
karena takut miskin dan rejeki sudah dijamin ada pada tiap-tiap anak dan orang
tua. Selain itu, Rasulullah SAW. sangat menganjurkan umatnya untuk memiliki
keturunan yang sangat banyak, tentunya bukan asal banyak melainkan berkualitas.
Salah
satu tokoh yang kontra dengan program KB adalah Presiden Turki, Recep Tayyip
Erdogan. Beliau mengatakan bahwa satu atau dua anak tidaklah cukup. Untuk membuat suatu bangsa lebih kuat, diperlukan
populasi yang lebih dinamis dan lebih muda. Program KB dinilainya merupakan
suatu pengkhianatan, di mana kontrasepsi beresiko menyebabkan seluruh generasi
mengering. Satu kutipan menarik yang dilontarkan beliau adalah “Satu (anak)
berarti kesepian, dua sarana persaingan, tiga keseimbangan, dan empat berarti
kelimpahan. Dan Allah mengurus sisanya.” Selain itu, Erdogan juga menegaskan
bahwa dengan diberhentikannya program KB dapat menunjang jumlah penduduk Turki
yang bisa mengangkat Turki ke peradaban modern.
Memang,
banyaknya jumlah penduduk dapat meningkatkan kualitas suatu bangsa. Lihat saja
negara Tiongkok. Mereka tersebar di seluruh dunia dan negara-negara yang ada
penduduk Tiongkok-nya pasti memiliki Kampung Tiongkok atau China Town. Begitu pula dengan produk-produk yang beredar di
pasaran. Pasti ada yang bertuliskan “Made in China”. Jangan heran kalau sekarang
Tiongkok sudah dianggap menjadi bagian dari kekuatan Asia di mata dunia.
Berdasarkan
pemaparan dua sudut pandang di atas, dapat disimpulkan bahwa baik golongan yang pro dan
kontra masing-masing memiliki landasan untuk mendukung pendapatnya. Kita dapat
menentukan mana yang terbaik bagi diri kita sendiri dan janganlah terlalu kaku
terhadap pendapat satu golongan saja. Misalkan, ketika merasa
dua anak sudah cukup dan program KB pun dilakukan.
Tiba-tiba si ibu menunjukkan tanda-tanda kehamilan, seperti mual. Anggap saja
itu rezeki tambahan kalau tidak mau dibilang rezeki “yang tak diinginkan”. Kita juga tidak mungkin akan menolaknya, kan? Oleh
karena itu, dua anak belum cukup jika kalimat “dua anak tidak cukup” terlalu kaku untuk digunakan.
Bagi para calon orang tua, hendaknya
perihal mengenai perencanaan anak ini dapat dipertimbangkan sematang mungkin agar
kelak generasi yang dilahirkan dapat berpartisipasi terhadap pembangunan negara.
Adapun bagi yang sudah menjadi orang tua, entah memiliki satu-dua
anak atau lebih, sangat disarankan untuk memberikan bekal berupa pendidikan moral
yang baik dan doa untuk anak-anaknya agar dapat berperan dalam peningkatan kualitas bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar